Halaman

Rabu, 16 November 2011

FILUM PLATYHELMINTHES



Platyhelminthes merupakan kelompok cacing yang tubuhnya berbentuk pipih (platy = pipih, helminthes = cacing)
Ciri-ciri umum
1.       Hidup di air tawar, laut, tanah yang lembab atau sebagai parasit pada hewan atau tumbuhan dan manusia.
2.       Bersifat hermaprodit, reproduksi generatif dengan perkawinan silang, secara vegetatif dengan membelah diri (fragmentasi)
3.       Cacing yang hidup parasit mempunyai lapisan kutikula dan alat isap atau alat kait yang digunakan untuk menempel pada dinding sel inangnya.
4.       Alat pencernaanya berupa rongga gastrovaskuler, ekskresi dengan sel api, sistem saraf tangga tali.
5.       Platyhelminthes memiliki tubuh pipih, lunak, dan epidermis bersilia
6.       Cacing pipih merupakan hewan tripoblastik yang tidak mempunyai rongga tubuh (acoelomata)
7.       Cacing ini tidak memiliki sistem peredaran darah dan bernapas dengan seluruh permukaan tubuh.
Struktur tubuh.
Tubuh memanjang pipih dorsoventral tanpa segementasi atau ruas-ruas. Bagian tubuh dapat dibagi menjadi bagian anterior (depan kepala), posterior (bagian belakang ekor), dorsal (daerah punggung), ventral (daerah yang berlawanan dengan dorsal), dan lateral (samping tubuh). Tubuhnya bersimetris bilateral dan tersusun atas tiga lapisan yaitu:
1.       Ektoderma (lapisan luar)
Dalam perkembangan selanjutnya, ektoderma akan membentuk epidermis dan kutikula. Epidermis lunak dan bersilia serta berfungsi untuk membantu alat gerak. Seringkali epidermis tertutup kutikula dan sebagian dilengkapi dengan alat yang dapat dipakai untuk melekatkan diri pada inang yaitu, kitin
2.       Mesoderma (lapisan tengah)
Dalam perkembangan selanjutnya, mesoderma akan membentuk alat reproduksi, jaringan otot, dan jaringan ikat.
3.       Endoderma (lapisan dalam)
Dalam perkembangan selanjutnya, endoderma akan membentuk gastrodermis/gastrovaskuler sebagai saluran pencernaan makanan.
Sistem organ
a.       Respirasi
Platyhelminthes tidak memiliki sistem respirasi, tetapi Platyhelminthes mengeluarkan CO2 dan O2 dari tubuh secara difusi melalui dinding sel.
b.      Penceernaan
Saluran pencernaan pada hewan ini tidak sempurna, yaitu berupa rongga gastrovaskuler yang terletak di tengah tubuh dan berperan sebagai usus. Tetapi ada juga platyhelminthes yang tidak memiliki saluran pencernaan
c.       Ekskresi
Sistem ekskresinya bersifat sederhana dan terutama berfungsi untuk memelihara keseimbangan osmosis antara hewan dengan lingkungannya. Sistem ini tersusun dari sel-sel bersilia, yaitu sel api atau sel-sel bulu getar (solenosit)
d.      Sistem saraf/koordinasi
Sistem saraf terdiri dari 2 ganglia otak yang dilengkapi dengan saraf-saraf tepi sehingga membentuk saraf tangga tali.
e.      Reproduksi
Pada umumnya, hewan ini bersifat hermafrodit. Artinya pada satu tubuh terdapat alat kelamin jantan dan betina namun jarang terjadi pembuahan sendiri,
Reproduksi terjadi secara generatif dan vegetatif.
Generatif : dengan perkawinan silang dan berlangsung fertilisasi internal
Vegetatif : dengan cara regenerasi (fragmentasi), yaitu individu baru berasal dari bagian tubuh induknya.
Klasifikasi / Contoh
1.       Turbellaria (cacing berambut getar)
Ciri-ciri:
-          Habitat : sebagian hidup di laut, beberapa hidup di air tawar, dan hanya sedikit di yang hidup di darat.
-          Cacing ini bersifat karnivor
-          Planaria bersifat hermafrodit
Contoh : Planaria sp, Prosthecereus vitatus,
Struktur Tubuh Planaria:
-          Panjang tubuh sekitar 2-3 cm
-          Tubuh ditutupi oleh lapisan epidermis.
-          Permukaan tubuh bersilia
-          Bergerak menggunakan silia yang terdapat pada epidermis atas.
-          Planaria memiliki kepala berbentuk segitiga
-          Pada bagian kepala terdapat dua bintik mata yang berfungsi untuk membedakan intensitas cahaya.
Sistem Organ
a.       Saluran respirasi
Saluran respirasi secara difusi melalui dinding sel.
b.      Saluran pencernaan
Saluran pencernaan makanan sangat sederhana, terdiri dari mulut, faring, kerongkongan, dan usus.
Faring dapat dijulurkan untuk menangkap makanan. Planaria mempunyai usus bercabang tiga, yaitu satu cabang ke arah anterior dan dua cabang ke arah posterior. Ketiga cabang usus tersebut bergabung kembali di faring. Makanan masuk melalui mulut, dan hasil pencernaan diedarkan ke seluruh tubuh melalui cabng-cabang usus, sedangkan sisa makanan yang tidak tercerna dikeluarkan melalui mulut.
c.       Sistem ekskresi
Hewan ini mengekskresikan sisa-sisa metabolisme berupa nitrogen melalui permukaan tubuhnya. Sistem osmoregulasi berupa protonephridia yang terdiri dari sel-sel api yang tersebr di tepi tubuh. Sel-sel api ini berupa pipa berongga yang dilengkapi seberkas silia. Bila silia bergetar, maka cairan dalam terdorong masuk ke dalam saluran yang berhubungan dengan pori-pori tubuh.
d.      Sistem saraf / koordinasi
Sistem saraf cacing ini adalah sistem tangga tali.
e.      Reproduksi
Hewan ini berproduksi secara aseksual dan seksual.
Seksual : melalui proses fertilisasi
Aseksual : melalui proses fragmentasi
2.       Trematoda (cacing isap)
Ciri-ciri :
-          Cacing ini hidup parasit pada vertebrata, baik berupa ektoparast (parasit pada hati domba) maupun sebagai endoparasit.
-          Trematoda termasuk hewan hemafrodit.
Sruktur tubuh:
-          Permukaan tubuhnya tidak bersilia, tetapi diliputi kutikula
-          Cacing ini memiliki alat isap satu atau lebih yang terdapat disekitar mulut dan atau di bagian ventral tubuhnya. Alat isap ini dilengkapi dengan gigi kitin
-          Saluran pencernaannya bercabang 2, sedangkan sistem eksresi dan sistem sarafnya serupa dengan Turbellaria.
Contoh :
-          Fasciola hepatica
Ciri-ciri:
·         Permukaan tubuh tidak bersilia, tetap dilindungi oleh kutikula yang tebal.
·         Cacing ini terdapat di dalam kantong empedu hati ternak dan menyerap makanan dari inanganya.
·         Panjang tubuh antara 2-5 cm, dengan lebar sekitar 1 cm.
·         Bentuknya seperti daun
·         Saluran pencernaan terdiri atas mulut dibagian ujung anterior yang dilengkapi dengan alat isap bergigi kitin untuk melekatkan diri.
Daur hidup.
1.    Reproduksi seksual Fasciola hepatica menghasilkan telur pada hati dan kemudian   berpindah ke aliran darah ke empedu dan usus, kemudian keluar bersama tinja.
2.     Telur menetas dan tumbuh menjadi mirasidium bersilia di tempat basah.
3.     Mirasidium menginfeksi inang perantara yaitu Lymnaea atau siput air.
4.     Mirasidium berubah menjadi sporokis di dalam tubuh inang perantara (siput air).
5.     Sporokis berkembang secara aseksual menjadi redia.
6.     Redia bermetamorfosis menjadi serkaria. Serkaria ini keluar dari tubuh siput dan menempel paa turmbuhan atau rumput air.
7.     Serkaria membentuk cacing muda atau metaserkaria.
8.     Metaserkaria termakan oleh hewan dan kemudian menjadi cacing dewasa di dalam organ hati.

-          Clonorchis sinensis
Daur hidupnya adalah sebagai berikut:
Clonorchis sinensis bereproduksiseperti halnya Fasciola. Akan tetapi, fase metaserkaria dari  cacing ini masuk ke dalam daging ikan air tawar (sebagai hospesnya perantaranya). Jika manusia memakan ikan air yang mengandung larva Clonorchis sinensis, maka metaserkaria akan masuk ke dalam tubuh dan tumbuh menjadi cacing parasit dewasa di dlam hati dan saluran empedu manusia.



-          Schistosoma japonicum
Daur hidup
Cacing betina bertelur pada pembuluh darah vena sehingga dapat bermigrasi ke rektum (pros usus) dan kantong air seni. Selanjutnya, telur keluar melalui feses atau air kencing. Telur berkembang menjadi mirasidium dan masuk ke tubuh siput. Di dalam tubuh siput, larva mirasidium melepaskan silianya dan berkembang menjadi redia dan serkaria. Setelah keluar dari tubuh siput, ekor serkaria bercabang dan berenang menembus kulit manusia atau ikut terminum bersama air yang tidak dimasak.
-          Paragonimus westermani
Daur hidup
Paragonimus westermani dewasa hidup sebagai parasit pada paru-paru manusia, kucing, anjing, dan babi. Larvanya hidup pada siput sedangkan metaserkarianya menempel pada udang air tawar
3.       Cestoda (cacing pita)
Ciri-ciri :
-          Cacing ini tidak mempunyai saluran pencernaan
-          Bersifat endoparasit dalam saluran pencernaan vertebrata
-          Cacing ini termasuk hermafrodit, dan melangsungkan pembuahan sendiri di dalam tiap proglotid.
Struktur tubuh
-          Cestoda berbentuk pipih seperti pita dengan panjang berkisar 2.5 cm – 9 m.
-          Susunan tubuh cacing pita dewasa terdiri atas kepala (skoleks), leher, dan beberapa segmen (proglotid) yang tumbuh dari leher.
-          Cacing pita tidak memiliki bulu getar, tetapi memiliki lapisan otot yang kompleks.
Contoh
-          Taenia solium (cacing pita babi)
Daur hidup
Proglotid tua yang berisi telur terbawa keluar dari tubuh manusia bersama feses dan tersebar di atas tanah. Jika feses termakan oleh babi, maka dinding telur akan tercerna didalam usus sehingga larva masuk ke aliran darah (heksakan). Heksakan akan menembus dinding pembuluh darah dan menetap di dalam jaringan otot dengan membentuk kista. Kista berkembang menjadi sistiserkus. Jika manusia memakan daging babi yang kurang masak, maka sistiserkus akan menempel pada usus halus dan berkembang menjadi dewasa.
-          Diphyllobothrium latum
Daur hidup
Jenis cacing pita ini hidup parasit pada manusia, anjing, kucing, dan serigala. Inang perantaranya adalah ikan air tawar.
-          Echinococcus granulosus
Cacing ini hidup sebagai parasit pada usus anjing atau karnivor lainnya. Inang perantaranya adalah babi, biri-biri, dan manusia.
-          Taenia saginata (cacing pita sapi)
Daur hidup
Proglotid yang sudah masak (mengandung embrio) akan melepaskan diri dari usus inang bersama feses. Bila telur yang berisi embrio ini termakan sapi maka dia akan sampai ke usus. Disini telur aakan menetas dan keluarlah embrio berbentuk bulat dengan 6 buah kait (heksakan). Kemudian embrio menembus dinding usus masuk ke pembuluh darah dan sampai pada jaringan otot lurik. Dalam otot heksakan berubah bentuk menjadi kista yang disebut sistiserkus. Bila daging sapi dimakan oleh manusia maka didalam lambung dinding sistiserkus akan hancur dan larva akan bebas dan tumbuh menjadi cacing dewasa didalam usus 12 jari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar